10 Hal yang Harus Diketahui tentang Nyamuk Transgenik

Nyamuk SkholaDewan Keamanan Hayati Nasional (National Biosafety Board – NBB) Malaysia baru-baru ini menyetujui aplikasi dari Institute for Medical Research (IMR) untuk melepaskan nyamuk jantan Aedes aegypti transgenik (rekayasa genetik atau genetically modified). IMR ingin melakukan percobaan lapangan di Bentong dan Alor Gajah (Malaysia) untuk melihat seberapa jauh nyamuk jantan terbang dan berapa lama mereka hidup.

Tujuan dari teknologi transgenik ini adalah agar nyamuk jantan transgenik kawin dengan nyamuk betina liar. Genetik mereka dimodifikasi sehingga sebagian besar keturunannya mati sebelum menjadi dewasa. Harapannya adalah bisa mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (penyebab demam berdarah-tambahan dari penterjemah), sehingga diharapkan bisa mengurangi insiden demam berdarah.

  1.  Transgenik (rekayasa genetik) sering dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan tak terduga. Risiko ini tidak boleh dianggap remeh. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang keamanan nyamuk transgenik.
  2. Ada sedikit pengetahuan dan pengalaman dengan nyamuk transgenik ini dan beberapa ilmuwan khawatir mengenai dampaknya pada kesehatan dan lingkungan hidup. Beberapa ilmuwan ini menyampaikan kekhawatirannya yang meningkat kepada NBB dan Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia. Kurangnya kesepakatan, bahkan di antara para ilmuwan atas keamanan teknologi ini berarti bahwa kita harus lebih berhati-hati dengan pelepasannya.
  3. Usulan percobaan lapangan sangat mungkin berulang beberapa kali, dengan total nyamuk transgenik yang dilepas dalam jumlah begitu besar. Pelepasan di kedua lokasi, berpenghuni dan tidak berpenghuni akan membutuhkan sekitar 2.000-3.000 nyamuk transgenik per hari selama dua hari berturut-turut, atau pelepasan single sekitar 4.000-6.000 nyamuk transgenik. Dengan asumsi ada dua situs dan dua tahap di setiap tempat (berpenghuni dan tak berpenghuni), berarti ada sejumlah 16.000-24.000 nyamuk transgenik bisa dilepaskan ke lingkungan Malaysia. Angka ini akan jauh lebih tinggi jika percobaan berulang kali.
  4. Tidak ada jaminan mutlak bahwa hanya nyamuk jantan transgenik akan dilepas. IMR akan menggunakan teknik mekanik dan manual untuk memilah pupae jantan dari betina sebelum melepas. Untuk percobaan dibutuhkan jumlah besar, mungkin ada kesalahan manusia atau teknis. Karena nyamuk betina yang menggigit manusia dan dapat menularkan penyakit, ini yang mengkhawatiran.
  5. Beberapa larva transgenik yang diprogram untuk mati akan bertahan. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan jantan transgenik dengan nyamuk betina liar seharusnya mati. Namun, sebagian kecil larva akan bertahan (3-4 persen selamat di laboratorium). Beberapa yang selamat adalah betina. Kelangsungan hidup larva transgenik juga berarti bahwa gen asing yang dilibatkan mungkin tidak sepenuhnya dihilangkan dari lingkungan, dengan konsekuensi yang tidak diketahui.
  6. Jika nyamuk transgenik menjadi bagian dari strategi pengendalian demam berdarah di Malaysia, jutaan nyamuk transgenik harus dilepas secara terus menerus. Seperti nyamuk yang bereproduksi terus menerus, pelepasan harus dilakukan secara periodik, mungkin setiap minggu, untuk menekan populasi nyamuk. Diketahui bahwa 100 juta sampai satu milyar nyamuk transgenik harus ditimbun untuk sebuah proyek tertentu.
  7. Teknologi transgenik yang digunakan dalam nyamuk dimiliki oleh sebuah perusahaan asing, Oxitec limited yang berbasis di Inggris. Oxitec memegang paten global terhadap teknologi ini. Ia berdiri untuk memperoleh hasil dari pelepasan lanjutan dari nyamuk transgenik. Saat ini perusahaan sedang menghadapi kerugian finansial, dan karenanya mungkin sangat berkepentingan untuk mendapatkan persetujuan produk ini.
  8. Jika nyamuk Aedes aegypti transgenik dikurangi jumlahnya dalam jangka panjang, mungkin ada peningkatan spesies nyamuk
    lain, Aedes albopictus, yang juga menularkan demam berdarah maupun chikungunya di Malaysia. Ini adalah cara kerja alami – ketika satu spesies berkurang, yang lain akan mengantikan tempatnya.
  9. Ini akan menjadi pelepasan nyamuk transgenik kedua di dunia. Mengapa masyarakat dan lingkungan Malaysia menjadi kelinci percobaan? Percobaan lapangan telah dilakukan di Kepulauan Cayman pada tahun 2009 dan 2010 dengan nyamuk transgenik yang sama. Bagaimanapun, lingkungan (baik ekologi maupun manusia) Malaysia benar-benar berbeda. Kita tidak bisa meramalkan pelepasan itu dengan situasi Malaysia. Belum ada publikasi atas evaluasi laporan kajian risiko dan pemantauan dari percobaan Kepulauan Cayman.
  10. Penduduk dimana ada pelepasan nyamuk transgenik memiliki hak untuk mengatakan Tidak pada percobaan ini. Salah satu syarat dan kondisi dari persetujuan adalah wajib bahwa IMR memperoleh konsensus dan persetujuan dari penduduk di lokasi pelepasan melalui forum publik.Disarikan Redaksi Berita Bumi – 21 Dec 2010

Similar Posts