PENDIDIKAN SEBAGAI ESKALATOR DALAM MENUNAIKAN JANJI KEMERDEKAAN

Skhola Nasrul

Sumberdaya manusia merupakan kekayaan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia yang tidak disadari oleh rakyat, pemerintah dan bangsa. Semua orang hanya berfokus dan bangga atas kekayaan alam Indonesia tapi tidak pernah melirik kekayaan sumberdaya manusia. Padahal kualitas dan majunya suatu negara ditentukan oleh kualitas manusianya.

Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Jepang misalnya, yang tidak mempunyai sumberdaya alam yang besar lebih unggul dan maju dari 52 negara timur tengah yang jadi satu dengan kekayaan sumber daya alamnya yang luar biasa. Hal ini disebabkan karena Jepang memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Banyak orang Jepang menuntut ilmu ke negara barat dan mengaplikasikan ilmunya di negaranya sendiri. Oleh karenanya, Jepang lebih maju dari negara-negara Asia lainnya.

Pendidikan itu harus menjadi gerakan, bukan program. Program hanya dipertanggungjawabkan oleh penggagas program tersebut, tetapi gerakan melibatkan semua orang dalam gerakan itu untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. Misalnya, Orang tua juga mengambil peranan penting dalam gerakan ini sehingga orang tua tidak lagi berparadigma bahwa pendidikan itu hanya didapat dari sekolah. Banyaknya gerakan-gerakan pendidikan dapat merangsang pertumbuhan pendidikan di Indonesia dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Namun, fokus utama peningkatan di Indonesia memang seharusnya dititikberatkan pada guru. Masalah pemerataan jumlah guru di Indonesia menghambat pertumbuhan pendidikan. Ada daerah yang kekurangan guru dan ada pula daerah yang kelebihan guru. Selain itu, kualitas guru juga harus memiliki kualitas yang baik sehingga dapa menciptakan generasi-generasi yang berkualitas baik pula. Guru harus mempunyai profesionalisme dan karakter yang tangguh serta persiapan yang matang karena masa depan itu ditentukan oleh kerja dan prestasi. Masa depan Indonesia dititipkan pada guru. Olehnya, menghargai guru berarti menghargai masa depan.

Penulis: Nasrul, Relawan Skhola

Similar Posts