|

Jaringan Pendamping Sekolah

  Saya mewakili Skholatanpabatas pada Mozaik Pendidikan tanggal 28-30 September 2012 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali yang berlokasi di jalanl Letda Tantular, Yang Batu, Renon, Bali. Dalam pertemuan itu, saya bertemu dengan beberapa LSM dari pulau Jawa dan Sulawesi untuk membahas problem yang dihadapi sekolah-sekolah di Indonesia saat ini.

Kegiatan yang dilakukan dihari pertama adalah berkenalan dengan setiap orang yang hadir di sana kemudian memamerkan organisasi ataupun lembaga yang diwakilinya. Setiap lembaga juga menyampaikan apa yang telah dicapainya, bagaimana itu bisa tercapai, dan oleh batuan siapa itu bisa tercapai. Selain itu cita-cita setiap orang pun harus disampaikan. Kata kunci dari setiap pencapain dan cita cita dikumpulkan dan disatukan untuk membentuk suatu visi besar bersama. Kami juga menentukan actor actor yang berperan dalam pendidikan. Karena diharapkan visi yang nantinya terbentuk dapat melibatkan semuanya.

Di hari kedua, kami membentuk tiga cita-cita bersama sebagai dasar  visi besar kami. Dan ketiga cita-cita itu akan disatukan menjadi satu visi oleh kelompok visioner. Sebelum itu, kami menyampaikan harapan kami bagaimana masing-masing aktor pendidikan. Tidak hanya siswa dan guru saja, tapi juga pemerintah, LSM, yayasan, kepala sekolah, organisasi, media, dan bahkan orang tua dan masyarakat yang berinteraksi dilingkungan sekolah harus bersinergi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Setelah itu kami, kami berbagi pengalaman bagaimana suatu lembaga bisa mendapat dukungan, anggotanya bisa aktif dan lembaga itu bisa berkelanjutan. Semua pengalaman itupun disatukan untuk membentuk satu Jaringan Pendidikan yaitu Jaringan Pendidikan sekolah. Selanjutnya kami mendiskusikan siapa yang harus menjadi anggota jaringan it dan, bagaimana mekanismenya. Setelah itu kelompok visioner merumuskan visi besar yang telah direncanakan tadi. Hasil perumusan itu akan menjadi vis Jaringan Pendamping sekolah. Visi itu adalah “mencapai terwujudnya keseimbangan kehidupan yang berkelanjutan melalui pendidikan dan tatakelola yang bertanggung jawab”

Di hari ketiga, beberapa peserta membagikan pengetahuan tentang Penghargaan Adiwiyata di mana penghargaan itu digagas oleh dinas pendidikan dan lingkungan hidup. Tapi sayangnya penghargaan itu menjadi kompetisi antarsekolah karena Penghargaan itu menjadi suatu kebanggaan bagi sekolah yang meraihnya. Dan banyak sekolah yang berusaha mencapainya dengan berbagai cara seperti pemalsuan berkas yang tidak sesuai dengan kenyataan kondisi dan situasi sekolah. Selain itu penghargaan itu juga masih mempunyai banyak PR misalnya saja pada sistem penilaiannya dan kinerja panitia.

Salah satu peran Jaringan Pendamping Sekolah yaitu mendampingi sekolah-sekolah untuk mencapai pengharaan Adiwiyata. Pembentukan Jaringan Pendamping Sekolah belum selesai tapi kami telah berhasil memutuskan satu visi besar. Pertemuan selajutnya menanti di Bandung.

Penulis : Nasrul Relawan Skhola, Mewakili Skholatanpabatas Dandelion Takalar

Similar Posts