|

Perjalanan Loka Latih ESD ke PPLH Puntondo

  Saya merasa sangat beruntung diberi kesempatan untuk ikut dalam lokalatih Education for Sustainable Development/Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di PPLH Puntondo Takalar mewakili Komunitas Skholatanpabatas. Tapi saya hampir saja melepas kesempatan berharga itu akibat ketidakdisiplinan. ‘Terlambat bangun’, apapun alasannya, hal tersebut tidak boleh dipelihara. Karena salah satu akibatnya adalah tergesa-gesa dan salah satu akibat turunannya lagi adalah saya berangkat dengan tidak mandi.

Sekitar pukul 09.30 wita, rombongan peserta yang terdiri dari delegasi akademisi, NGO dan beberapa profesi yang lainnya berangkat dari jalan serigala Makassar dengan menggunakan bus. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan memberikan arti tersendiri bagi saya. Berangkat dari Makassar, kota yang mulai menampakkan modernitasnya dengan kemajuan pembangunan yang pesat. Namun disisi lain ada hal yang memprihatinkan di kota ini. Pohon-pohon sebagai salah satu sumber kehidupan bagi bumi, sudah mulai diabaikan keberadaannya. Mungkin itulah konsekuensi “pembangunan yang tidak berkelanjutan”

Tidak ada yang bisa saya ceritakan selama didalam bus, Karena yang saya lakukan hanya berjuang melawan diri saya sendiri. Bukan apa-apa, melainkan agar saya tidak mabuk selama di dalam bus itu. Sungguh Terlalu…

Kami Tiba di PPLH Puntondo sekitar pukul 13.00 wita. Decak kagum mulai mengganggu perasaan saya ketika baru tiba di pintu gerbang. Memasuki lokasi PPLH Puntondo saya melihat lingkungan alam yang begitu terpelihara. Semua makhluk hidup yang bermukim disana hidup dengan bebas tanpa penindasan manusia. “WOW..,” kira-kira seperti itulah saya ingin mengungkapkan kekaguman saya. Sampai di dalam, kami disambut senyum manis rekan-rekan panitia yang ada di PPLH Puntondo, beserta secangkir teh hangat yang cukup untuk membuat pikiran kembali segar. Setelah itu kami dituntun menuju asrama yang telah disiapkan. Sepertinya semua bangunan disana berbentuk rumah panggung. Di asrama, konsepnya rumah panggung, dan lantai bawah difungsikan sebagai kamar mandi yang setengah terbuka sehingga kita masih bisa menikmati pemandangan alam yang indah… Beberapa saat kemudian, kami menuju restoran untuk makan siang. Di restoran, makanan yang di sajikan semuanya alami. Sebagian besar bahan makanan dari kebun milik PPLH Puntondo dan makanan tidak menggunakan penyedap rasa yang dijual di pasaran, melainkan dibuat sendiri oleh karyawan PPLH Puntondo. Seperti itulah keterangan yang saya terima dan saya rasakan sendiri. Tapi soal rasa, tak kalah nikmat dengan makanan pada umumnya, ditambah dengan mengetahui bahwa makanan tersebut alami, dan suasana restoran yang nyaman dengan konsepnya sendiri.

Setelah beristirahat sejenak, kami menuju tempat seminar karena acara akan segera dimulai. Di tempat seminar itulah, saya kembali merasa terkagum-kagum dengan konsep tempat seminar itu. Saya sendiri tidak tahu, mengapa saya begitu kagum dengan konsep bangunan di PPLH Puntondo. Mungkin karena ini merupakan pengalaman pertama saya ke tempat seperti ini. Entahlah, tapi saya sangat kagum. Model tempat seminar itu seperti model parlemen Eropa. Tapi dipadukan dengan model rumah Bugis Makassar dengan sedikit variasi Jawa. Sangat perfect menurut saya.

Acara dimulai dan dibuka secara resmi oleh General Manager PPLH Puntondo. Setelah itu perkenalan peserta. Setiap peserta memperkenalkan diri dan menggambar satu buah yang paling disukai serta alasan mengapa menyukai buah itu. Suasananya begitu cair. Setiap peserta berbicara dengan gayanya masing masing. Banyak lelucon dari tiap peserta yang membuat suasana makin cair.

Selanjutnya setiap peserta diminta menjelaskan tahun berapa terjadinya perubahan lingkungan dan bagaimana itu terjadi menurut versinya masing-masing. Mulai dari tahun 90-an sampai tahun 2011 semua memiliki versi masing masing. Ada yang mengungkapkan bahwa perubahan lingkungan terjadi saat terjadinya suatu bencana alam di suatu tempat, seperti kebakaran hutan, banjir besar, ada pula yang mengungkapkan bahwa perubahan lingkungan dimulai dari lahirnya dunia plastik, ada pula yang mengungkapkan versi sosial politiknya seperti reformasi tahun 1998, gagal panen dan masih banyak lagi.

Setelah itu, kami mendapatkan penjelasan tentang apa itu ESD. Sejauh yang saya pahami bahwa ESD itu adalah bagaimana agar hal-hal positif yang kita rasakan sekarang, seperti kemudahan mendapatkan air bersih misalnya, masih bisa dinikmati oleh generasi mendatang, 20-50 tahun kedepan. Dan hal-hal negatif yang ada sekarang bisa diminimalisir untuk kehidupan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Untuk itu diperlukan suatu keseimbangan, yaitu keseimbangan antara alam dan kehidupan. Dalam hal ini keseimbangan antara alam, sosial dan ekonomi. Artinya setiap tindakan kita harus mempertimbangkan ke tiga aspek tersebut.

Kegiatan berlangsung sangat variatif dan menyenangkan. Kami dibagi dalam beberapa kelompok dan membahas berbagai isu-isu/masalah yang ada dalam masyarakat kemudian mempresentasikan, menanggapi dan berdiskusi. Kami juga diminta menggambar model kota yang ideal. Kemudian mempersentasikan dan mendiskusikannya. Dan banyak lagi yang kami lakukan. Kegiatan berlangsung terasa begitu cepat buat saya. Suasana yang cair, kesannya yang semi formal namun tetap terarah serta tempat kegiatan yang menyenangkan membuat saya merasa betah dan sama sekali tidak bosan dan lelah.

Kegiatan kami berakhir keesokan harinya. Perjalanan ke PPLH Puntondo, adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. Perjalanan yang sangat banyak menginspirasi bagi saya. Mulai saat itu saya bermimpi untuk bisa melihat PPLH di kampung halaman saya, paling tidak di provinsi asal saya Sulawesi Barat.

Penulis : Relawan Ismail Malik

Similar Posts