Sumber: www.alamatbank.com

BANK “bermimpi besar berharap banyak” NIHIL

Sahabat Skhola,

Betapa bahagianya hari ini sedang berusaha memenuhi janji ke banyak orang kepada kami untuk menyediakan fasilitas buat mereka agar bisa berdonasi untuk kegiatan Skhola tanpa harus bertemu muka dengan menyiapkan fasilitas berupa rekening bank atas nama Skholatanpabatas.

Persiapan yang sangat panjang hingga hari ini tiba untuk di eksekusi, berkunjung ke salah satu bank milik pemerintah yang ternama di kota Makassar (Tidak boleh menyebut nama karena ini di Indonesia) dengan segala harap atas rekomendasi seorang sahabat terhadap bank yang dimaksud dengan segala kemudahan yang akan kami dapatkan nantinya.

Bermimpi besar berharap banyak, tiba di bank yang dimaksud kami disambut dengan ramah dan baik sambil menunggu giliran antri untuk dilayani yang tak lama rupanya sudah tiba giliran kami. Petugas menanyakan beberapa hal dan kami menunjukkan beberapa dokumen yang dimaksud untuk di verifikasi keabsahan dan legalitasnya termasuk dokumen asli kami turut sertakan, saking berhasratnya untuk memilik nomor rekening atas nama lembaga kami.

Semua fix alias lengkap tidak ada yang kurang kami sodorkan, tibalah saatnya kami ditanyakan perihal rekening yang akan kami gunakan. Kami mengatakan bahwa kami akan membuka rekening tabungan bukan rekening giro. Kami ditanya lagi untuk lembaga harus saldo awal satu juta rupiah kami kaget juga mendengarnya, tidak kebayang piker kami hanya dua ratus limah puluh rupiah untuk membuka rekening (itupun tadinya pinjam uang teman dulu tiga ratus rupiah) setelah diberi penjelasan kami memcoba memahami kondisi tersebut dan kami setuju untuk memenuhi syarat tersebut karena katanya ini hanya setoran awal saja. Kita bisa pake duit di ATMku dulu kata teman kami.

Sampai disitu kami mencoba memahami dan ternyata tidak sampai disitu, ada syaratnya lagi karena ini adalah lembaga jadi isi rekening kami itu setiap akhir bukan paling sedikit harus SEPULUH JUTA RUPIAH ISINYA, ini telah menjadi ketentuan dari bank yang bersangkutan. Kami berfikir keras sambil terheran-heran “SEPULUH JURA RUPIAH” mau dapat duit dari mana kita sebanyak itu harus selalu ada di rekening setiap bulannya?!!

Kami mencoba menjelaskan tentang lembaga kami yang bergerak dalam bidang sosial/nirlaba tanpa usaha yang memback-up kegiatan kami selain sumbangan maupun bantuan dari berbagai pihak yang tidak mengikat sama sekali. Sang petugas mencoba membantu kami untuk mengklarifikasi siapa tau dia yang kurang paham tapi ternyata itulah aturan main di bank tersebut.

Yang menyedihkan lagi buat kami adalah dibilang seperti ini, kalau uang yang ada di rekening tidak cukup sepuluh juta rupiah tidak apa-apa nanti di denda DUA PULUH LIMA RIBU PERBULAN SAJA. Ckckckck……luar biasa duit seperti itu buat orang ini tidak seberapa memang tapi buat kami di Skholatanpabatas itu bisa memberi banyak hal buat adik-adik kami. Itu sebulan bagaimana jika setahun?! Tiga ratus ribu lho PETUGAS YANG TERHORMAT, Hari ini saja kami melakukan buka bareng ngumpulkan uang DUA RATUS RIBU RUPIAH itu bisa dinikmati lebih dari dua pulu orang.

Kami putuskan untuk mundur, walau kecewa sangat dengan bank tersebut. Cerita ini kami bagi untuk menjadi bahan pembelajaran buat kami dan para pembelajar Skhola. Kami mencoba memaknai kejadian ini

  1. Kami harus MELEK BANK bukan hanya melek huruf
  2. Niat baik kami berakhir sampai disini untuk bisa TRANSPANSI dan AKUNTABILITAS dalam pendanaan
  3. Skhola tidak cocok ada di BANK lembaga ini terlalu ekslusif jika ada di BANK
  4. Bangga juga disangka punya duit sebanyak itu walau aslinya KERE.
  5. Dananya biar kami pakai saja untuk berbagi
  6. Memang kami tetap harus dibawah garis alias dibawah garis bawah alias elit bawah
  7. Terima kasih kami belajar sangat dengan ini

Tulisan ini berasal dari pengalaman pribadi kami

Similar Posts