Belajar, bermain dan bercerita di minggu pagi cerah nan ceria

Skhola KAI 19 April 2015 BerbagiWaktu di handphoneku menunjukkan sun-19-05 09:30am, lebih tepatnya 19 April 2015 waktu berbagipun hampir tiba, hari ini adalah minggu ke8 kami berbagi di skhola KAI, ku pacu sepeda motorku ketempat berbagi dengan seorang teman relawan yang kutunggui lama di pinggir jalan karena hendak pergi bersama.

Sesampainya di gerbang lapangan dengann rumput-rumputnya yang hijau kekuningan, dari jauh kami belum melihat satupun relawan yang hadir yang terlihat hanyalah anak-anak yang sedang asyik bermain layangan, jadi kami mulai saja duluan tanpa menunggu teman-teman relawan lainnya karena sepertinya adik-adik sudah lebih dulu datang ketempat berbagi dan mungkin karena tidak dilihatnya kakak-kakak relawan ditempat berbagi mereka menyibukkan diri mereka dengan bermain sambil menuggu kedatangan kami, seperti biasa melihat kedatangan kami berdua adik-adik dari kejauhan langsung berlarian menuju tempat kami sedang berdiri sambil berebut memengangi tangan kami, kami disambut dengan rindu dan dengan senyum manja yang tampak dari wajah polos mereka, mereka menarik tangan kami ke tempat berbagi sepertinya mereka sudah lama menunggu kedatangan kami, melihatnya kami merasa agak bersalah karena datang agak telat tak menunggu lama mereka menarik tangan kami ke tempat berbagi yang terletak di pinggir laut dengan aroma laut yang tercium terbawa angin sepoi-sepoi yang berhembus menerpa wajahku.

Setibanya di tempat berbagi mereka langsung merengek meminta alat-alat tulis dan untuk di cepat-cepatkannya dimulai belajar, kami memulai membagikan alat-alat tulis kepada mereka dan karena bulan ini tema yang diangkat adalah tentang buku jadi rencananya agenda hari ini kami ingin bercerita ke adik-adik, menceritakan dongeng atau kisah-kisah yang menarik kepada mereka untuk menginspirasi mereka, dengan cepat teman relawan yang datang bersamaku mengeluarkan buku ceritanya yang berjudul “totto chan gadis cilik di jendela” diapun mulai bercerita.

Baru beberapa sepenggal baris ia baca adik-adik langsung mengerumuninya dengan rasa ingin tahu apa yang ada di dalam buku yang dibacakan kakak relawan ini, kalau aku agak bingung apa yang ingin aku lakukan aku tidak punya bahan cerita karena teman relawan yang bertugas membawa buku cerita belum hadir barulah beberapa saat kemudian relawan itupun hadir, dengan buru-buru ia memberikanku secarik kertas yang berisi dongeng yang akan diceritakan, kupilihlah satu cerita yang menarik dan mulailah aku berbagi dengan cara menceritakan kisah ke adik-adik tanpa mengesampingkan mendampingi mereka menulis dan membaca.

Diantara mereka ada yang tampak serius menyimak cerita yang kubacakan namun ada juga yang terlihat asyik dengan apa yang mereka gambar, tak selang beberapa lama relawan lain pun juga datang dengan membawa beberapa orang yang mungkin taman-temannya, melihat kedatangan mereka yang bergerombol awalnya membuatku agak bingung siapakah mereka? Barulah setelah mereka memperkenalkan diri ternyata mereka adalah relawan-relawan dari “Indonesian Future Leader” atau yang biasa disingkat “IFL” yang dibawa oleh salah seorang relawan skhola rencananya mereka juga ingin ikut berbagi dengan adik-adik skhola KAI, setelah perkenalan lalu aku menjelaskan sedikit mengenai agenda kegiatan kami hari ini kepada mereka tak pikir panjang kami lansung mempersilahkan mereka untuk berbagi bersama kami.

Lalu aku kembali ke kelompok adik-adik yang kuajari tadi, aku bercerita sambil memberikan petunjuk kepada mereka untuk menuliskan kembali apa yang kubacakan cerita tadi, mengajari anak-anak yang berumur 4, 5 dan 6 tahun menulis dan membaca bukanlah hal yang mudah namun ada secercah harapan yang membuatku tetap semangat untuk mengajari mereka.

Suasana berbagipun larut dalam hiruk-pikuknya suasana belajar-mengajar, Seperti anak-anak pada umumnya, mereka ada yang bermain, berlarian kesana-kemari bahkan adapula yang senang menggagu teman mereka yang sedang belajar walaupun mereka agak nakal namun kami hadapi dengan senyuman dan dengan nada lembut kami arahkan mereka, melihat semangat dan keseriusan mereka belajar, membuatku brtanya dalam pikir mungkinkah salah satu diantara mereka suatu saat kelak nanti akan menjadi tokoh besar di negeri ini, mungkin saja kan tidak ada yang tidak mungkin, aku berharap kalau mereka tetap semangat mengejar impian mereka.

Waktupun berlalu tanpa terasa matahari sudah tepat berada diatas kepala sayup-sayup suara adzan mulai terdengar saat berbagipun hampir habis, waktu pulangpun hampir tiba, karena teman-teman relawan juga sudah tampak lelah, Anehnya tidak seperti kami yang sudah lelah, adik-adik masih terlihat gesit berlarian kesana-kemari, jadi kami menyudahi kegiatan berbagi kami hari ini, “waktunya untuk pulang” kusampaikan ke adik-adik, karena ini sudah minggu ke delapan aku sudah mulai bisa menghafal nama mereka satu persatu, mendengar yang kukatakan tadi adik-adik terlihat senang namun adapula yang enggan pulang karena masih asyik belajar dan mendengar cerita.

Penulis: Relawan Shola Rivaldy Paris

Similar Posts