Dengan Bangga dan Suara yang Nyaring Dia Menjawab Namanya adalah …

IMG_2824Siang itu langit begitu cerah menunjukkan keindahannya dan matahari memancarkan sinarnya dan menambah panasnya bumi tapi itu semua tidak mengurunkan niatku untuk melangkahkan kakiku menuju ke tempat yang belum pernah sebelumnya saya datangi, dalam perjalanan hati ini dipenuhi rasa penasaran tentang tempat itu.

Setelah memasuki area kapasa raya, yang dipenuhi dengan pabrik-pabrik industri, jarak antara masjid yang satu dan yang lainnya tidak terlalu jauh, tetapi saya hanya melihat satu sekolah dasar di area tersebut. Lalu kami singgah disuatu masjid tetapi masjid tersebut masih sepi mungkin karena belum memasuki waktu sholat, dan kami memutuskan untuk mencari masjid lain, tetapi masjid yang keduapun sepi. Tiba-tiba kami mendengar suara salawat dari sebuah masjid yang jaraknya tidak jauh dari masjid yang kami singgahi.

Sesampai dimasjid tersebut kami memutuskan untuk menunngu waktu ashar dan setelah itu melanjutkan lagi perjalanan untuk mencari tempat mengaji dengan menggunakan metode klasik. Sambil menunggu waktu ashar saya membuat beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan nantinya, beberapa waktu berlalu seorang bapak separuh baya datang dan mengumandangkan adzan yang menandakan waktu ashar telah masuk, dan saya keluar dari masjid karena pada waktu itu saya tidak dapat ikut berjamaah dengan mereka dan duduk disamping sebuah warung makan untuk menunggu teman-teman yang lain yang sedang sholat.

Melihat jumlah jamaah yang ikut sholat ashar di masjid tersebut hatiku bergetar karena jamaah anak-anak tidak kala banyaknya dengan jamaah orang dewasa, setelah mereka selesai sholat saya melihat seorang anak lelaki yang memakai baju hitam dengan celana jeans dan peci menatap kearahku dengan penuh pertanyaan dimatanya, akupun melihatnya dan memulai untuk tersenyum kepadanya, dan melambaikan tanganku kepadanya dan diapun segera menghampiriku, akupun mulai bertanya kepadanya, aku mulai bertanya tentang namanya dan dengan bangga dan suara yang nyaring dia menjawab bahwa namanya adalah “Rizal”, kemudian aku melanjutkan bertanya “kenapa selesai sholat ashar langsung keluar apakah kalian belajar mengajinya malam?” dia menjawab “tidak, di masjid ini tidak ada yang mengajar mengaji dulu pernah ada yang mengajar tapi dia sudah pindah”.

Mendengar itu saya memiliki pertanyaan yang tiba-tiba muncul, kalau mereka tidak belajar mengaji disini mungkin di masjid yang tadi yang jaraknya tidak jauh dari sini, akupun kembali bertanya, “jadi sekarang dimana tempat belajar mengajinya?”, dia mengatakan “tempat mengaji disini jauh ada di depan”, akupun kembali bertanya “jadi adek belajar mengaji disitu?”, kemudian dia menjawab dengan nada suara malu dan mengatakan “tidak, jauh” kemudian dia pergi.

Setelah ngobrol dengan anak tersebut hatiku dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan kalau dia tidak belajar mengaji disini dan ditempat yang dia sebutkan tadi karena alasannnya jauh terus dia belajarnya dimana???????

Setelah teman-teman keluar dari masjid kami memutuskan untuk mencari tempat mengaji dengan menggunakan metode klasik, kemudiankami singgah disebuah masjid dan bertanya ke salah satu warga tapi kami mendaptkan jawaban yang mengecewakan karena katanya anak-anak belajar mengaji hari hari tertentu dan memakai jadwal yaitu malam senin dan kamis, mendengar itu kami memutuskan untuk datang lagi malam kamis nanti jika tidak ada hambatan.

IMG_2835Setelah berkunjung hari itu di kapasa raya hatiku dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan, bagaimana jika saya yang tinggal di daerah yang dikelilingi oleh pabrik-pabrik yang tentunya memiliki limbah yang berbahaya dan bernafas pun was-was takutnya udara sudah tercemar oleh limbah pabrik, gimana jika anak lelaki itu adalah saya yang tidak bisa belajar karena guru mengajiku pindah dan jika harus belajar mengaji, tapi aku salut dengan anak-anak di daerah sana yang ketika adzan kumandangkan mereka berbondong-bondong datang ke masjid untuk sholat berjamaah, anak anak dan warga disana pun cukup ramah jika ditanya-tanya.

Meskipun kami pulang dengan rasa kecewa karena tidak dapat menemukan tempat mengaji yang menggunakan metode klasik tapi Allah SWT memperlihatkan kami sisi lain dari daerah kapasa raya, bahwa ada adik-adik kita disana yang ingin belajar membaca Al Quran tapi tidak bisa karena tidak adanya pengajar.

Penulis: Relawan Sri Handriyani

 

 

Similar Posts