Relawan Pekerjaan yang Mulia

—Menjadi seorang relawan menurut saya merupakan pekerjaan yang mulia selain dapat membantu orang lain kita juga dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah—
IMG_1705 - Copy
Perkenalkan saya Khairil Mahfud, akrab disapa dengan Mahfud, menjadi relawan di Skholatanpabatas sudah saya jalani baru sebulan. Cerita berawal ketika saya mendaftar di Komunitas Edusocial Skholatanpabatas dan bertemu dengan Agum (UMI) dan Jeje (UNHAS) yang juga rupanya sangat antusias ingin menjadi relawan. Setelah berbincang-bincang dengan kak Edy (Founder Skholatanpabatas) tentang program-program yang ada di skhola kami akhirnya semakin tertarik untuk bergabung. Akhirnya kami ditawarkan spot untuk berbagi dan dipilihlah Mangga Tiga.
Mangga Tiga sendiri adalah nama sebuah perumahan yang ada di Jl, Paccerakkang. Disana kami bertemu dengan Kak Nani dan menawarkan kami tempat untuk berbagi. Tempat itu tak cukup luas namun cukup untuk menampung 50 orang anak-anak. Kami bertiga sangat senang karena Suami kak Nani rupanya sangat merespon baik kegiatan yang akan kami laksanakan. Ia membuatkan kami meja, kursi, dan papan yang cukup besar untuk dapat dipakai untuk kegiatan berbagi. Senang rasanya mendapatkan perlakuan seperti ini 

Dua minggu berlalu sejak kami mendaftar di Skholatanpabatas akhirnya kami pun merasa siap untuk berbagi, kamipun memutuskan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi. Pertama kami melakukan fieldwork sendiri (Skhola mengajarkan relawannya untuk Mandiri) dan tujuan pertama kami adalah Madarasah Ibtidaiyah Mulya Handayani yang letaknya tak jauh dari tempat berbagi. Disana, kami merasa sangat senang sebab guru-guru merespon hangat kegiatan kami. Selain perasaan senang yang kami rasakan kami juga merasa haru melihat antusias anak-anak yang begitu tinggi untuk belajar, kami berpikir bahwa selama ini anak-anak hanya perlu untuk menemukan ruang nyamannya sendiri.
Semangat adik-adiklah yang membuat tekad kami semakin kuat untuk menjadi relawan—–merasa semakin percaya diri dengan sosialisasi kami di MI, kamipun melanjutkan sosialisasi ke SD Inpres Paccerakkang, dengan bermodalkan brosur kamipun memperkenalkan tempat berbagi Skhola Mangga Tiga dan mendapatkan respon yang baik dari pihak sekolah. Taklupa pula kami kewarga-warga terdekat untuk mengajak anaknya untuk ikut di skhola berbagi kami Ahad jam Sembilan pagi.
Ada perasaan yang tak bisa digambarkan ketika berbagi, memang benar quote “Happiness is sharing” kami sangat beruntung bertemu dengan Komunitas Skhola ini, disini kami belajar banyak hal tentang apa yang kami anggap sepele namun sangat berharga bagi adik-adik *overwhelmed blessing*.
Waktu yang kami nantikan untuk berbagi akhirnya tiba, dengan penuh semangat kami menuju lokasi berbagi, namun akhirnya sesuatu yang tak diharapkan terjadi. Sesampainya kami disana kami hanya melihat tiga anak yang datang. Namun kami masih optimis sambil menunggu berhara pada yang akan dating setelah itu. 15 menit berlalu hanya ada satu anak yang datang. Kami sempat berpikir kalau semangat adik-adik untuk belajar mungkin telah pupus. Pikiran negative menghampiri pemikiran kami satu per satu. Namun kami tidak patah semangat dan hilang akal, sebab menjadi relawan bukanlah pekerjaan yang mudah (memang sejak awal kami sudah tahu doktrin relawan).
Akhirnya dengan tetap berpikiran positif ingin melanjutkan kegiatan berbagi, salah seorang anak yang baru saja dating menawarkan ide. Kamipun penasaran? Anak ini menjelaskan kalau anak-anak sangat ingin belajar namun mereka takut kalau kegiatan berbaginya membutuhkan biaya, selain itu mereka malu juga kak, tambahnya. Bagaimana kalau kita datangi saja rumahnya kak? Kamipun bergegas dan mendatangi rumah mereka dan menjelaskan sekali lagi tentang konsep berbaginya dan senyum mereka pun kembali melebar, salah seoarang ibu murid yang kami datangi juga mengapresiasi atas usaha kami untuk mendatangkan murid, sekali lagi senang rasanya mendapat pujian langsung dari ibu anak-anak ini.
Berbaginya pun dimulai. Nampak anak-anak sangat senang dan antusias ketika diberi pensil dan buku tulis oleh relawan. Anak-anak dengan ceria memperkenalkan diri mereka, ada yang dari MI, SLB, Mangkura, dan anak-anak dari wargasekitar.

Skhola Mantri
Skhola Mantri

Pertemuan merupakan awal dari segalanya, kami pun menyuruh mereka menulis mimpi mereka diselembar kertas HVS plain dan melipatnya sesuai keinginan mereka (kebanyakan pesawat dan perahu), kamipun semakin takjub melihat mimpi anak-anak ini. Ada yang ingin menjadi Hafidz, penyanyi, polwan, murid teladan, bahkan ada yang menulis ingin berbakti kepada orang tua mereka. Sungguh polos pemikiran anak-anak ini, kami pun meng-Amin-kan setiap mimpi yang mereka ucap. Sambil berharap bahwa Skhola adalah langkah pertama yang mereka jajaki diantara ribuan halangan yang menanti. Kelas ini pun ditutup dengan ice breaking clap hands dan berdo’a bersama-sama.
Tak lupa kami mengingatkan untuk selalu berhati-hati di jalan dan berjumpa lagi.

Penulis : Khairil Mahfud Relawan Skhola Mangga Tiga

Similar Posts