Mitos Terbesar Masyarakat Di Indonesia Dalam Kesehatan

Skhola MythBerbagai Obat penyakit panas Dalam Sangat laris Di Indonesia. Benarkah ada penyakit panas dalam ?

MITOS : “Panas Dalam” penyebab gangguan tersering dari gangguan tubuh karena makan gorengan, kepanasan atau minum es

FAKTA : Dalam Texbook Kedokteran tidak ada satupun yang mengatakan penyakit “panas dalam”. Mungkin yang dimaksud panas dalam oleh masyarakat awam adallah setiap gangguan yang terjadi pada saluran cerna mulai dari mulut, perut dan buang air besar. Gangguan itu bisa saja berkaitan dengan gangguan fungsional saluran cerna yang dipicu oleh infeksi virus, alergi makanan atau hipersensitifitas makanan, gangguan endokrin, gangguan metabolik lainnya. Tetapi tidak hubungannya dengan makan goreng-gorengan, makanan berminyak atau minum es.

MITOS : Penyebab flu atau Infeksi saluran napas (batuk, pilek) karena makan gorengan, minum es, kecapekan, kena hujab, cuaca, kena angin, naik sepeda motor, kena kipas angin, kena debu atau renovasi rumah

FAKTA : Infeksi saluran napas, flu atau influenza bukan karena penyebab salah satu tersebut dia atas tetapi ditularkan melalui udara atau droplet infection oleh batuk atau bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kotoran burung, air liur, ingus, kotoran dan darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita misal ingus penderita dapat berpindah ke orang lain melalui salaman tangan, memegang gelas yang sama atau berenang.

MITOS : Ingus dan dahak warna hijau atau kuning harus diberi antibiotika

FAKTA : Infeksi saluran napas sebagian besar karena virus. Ingus atau dahak hijau adalah juga bagian dari perjalanan penyakit infeksi yang disebabkan karena virus tidak perlu antibiotika. Beberapa puluh tahun lalu di Amerika Serikat telah dilakukan kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar kepada masyarakat dan dokter tentang hal itu.

MITOS : Mi instan (indomi, supermi dll) berbahaya bagi kesehatan

FAKTA : Selama ini bahan pengawet yang dipakai dalam mi instan telah diteliti dinyatakan aman oleh BPOM. Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration (FDA) menggolongkan Methylparaben dalam kategori Generally Recognized as Safe (GRAS). Artinya, bahan kimia ini bisa dan aman untuk digunakan pada sebagian besar produk makanan. Sebaliknya masyarakat Indonesia khawatir dengan mi instan tetapi tidak pernah takut dengan mi telor, mi keliling atau mi industri rumahan lainnya yang sebagian besar malah tidak diketahui secara pasti bahan dan jumlah bahan pengawet yang dipakai. Sampai sekarang belum ada penelitian sedikitpun yang membuktikan bahwa mis instan sebagai penyebab kanker, karena gangguan pencrnaan atau bwrbagai gangguan lain yang selama ini dikawatirkan.

MITOS : Demam berdarah seringkali disertai Tifus. Widal dan pemeriksaan IgM anti tifus positif pasti kena tifus.

FAKTA : Ternyata pemeriksaan widal dan IgM tifus spesifitasnya rendah. Seringkali nilainya meningkat pada infeksi DBD atau infeksi virus lain meski penderita tidak mengalami penyakit tifus. Hal inilah yang menyebabkan overtreatment dan overdiagnosis penyakit tifus tinggi.

MITOS : Sariawan karena kurang vitamin C

FAKTA. : Sariawan dalam dunia medis disebut dengan aphtous stomatitis. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun ada banyak faktor yang diyakini berkaitan dalam memicu terjadinya sariawan. Di antaranya adalah alergi makanan, menurunnya sistem imun (kekebalan tubuh), stress, trauma pada jaringan lunak dalam rongga mulut (seperti tergigit yang berulang-ulang), kurang nutrisi, atau disebabkan karena obat-obatan tertentu. Bila sariawan terjadi berulang-ulang dan hilang timbul, maka disebut recurrent aphtous stomatitis

MITOS : Berbagai keluhan dalam tubuh sering masyarakat Indonesia mengistilahkan sebagai “Masuk Angin”

FAKTA : Dalam bidang kedokteran tidak ada satu penyakitpun yang disebut “masuk angin”. Mungkin gangguan yang dimaksud dengan “masuk angin” itu adalah berbagai gangguan yang timbul dengan gejala sakit kepala, mual, muntah dan nyeri perut. Berbagai gangguan tersebut tidak ada hubungannya dengan terkena angin tetapi disebabkan karena penyakit infeksi virus, alergi makanan atau gangguan lainnya. Kalaupun angin berpengaruh biasanya disebabkan karena gangguan udara dingin biasanya hanya memperberat gangguan yang sudah ada bukan sebagai penyebab utama. Misalnya bila swmua orang kena flu kalau terkena angin atau udara dingin keluahnnya akan semakin berat

MITOS : MSG penyebab kanker, sakit kepala, dan gangguan kesehatan lainnya

FAKTA : Selama sudah 100 tahun penggunaan MSG oleh manusia tidak satu bukti penelitianpun yang menunjukkan bahwa MSG berbahaya untuk kesehatan. Sampai sekarangpun hampir seluruh badan pengawasan makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai bahan yang “Generally Regarded as Safe” (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan hariannya. MSG tersusun Glutamat, Natrium dan air. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnya dapat dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus halus.Bahan ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang menghasilkan asam glutamat.

MITOS : MSG jadi penyebab Chinesse Food Syndrome dan sakit kepala

FAKTA : Istilah ini berasal dari kejadian ketika seorang dokter di Amerika makan di restoran China, kemudian mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah. Sindrom ini terjadi disinyalir lantaran makanan China mengandung banyak MSG. Laporan ini kemudian dimuat pada New England Journal of Medicine pada 1968. Berbagai penelitian ilmiah selanjutnya tidak menemukan adanya kaitan antara MSG dengan sindrom restoran China ini. Faktanya, mungkin ada sekelompok kecil orang yang bereaksi negatif terhadap MSG sehingga mengalami hal-hal tersebut. Gejala Chinese Restaurant Syndrome amat mirip dengan gejala serangan jantung. Gejala Chineese Restaurant Syndrome ternyata juga mirip gejala reaksi simpanmg makanan atau gejala alergi. Ternyata alergi makanan dan hipersensitifitas makanan dapat menyebabkan gangguan semua organ tubuh termasuk gangguan pembuluh darah, otak, dan gangguan otot dan tulang.

Source: Koran Indonesia Sehat Yudhasmara

Similar Posts