Kami belajar dalam berbagi di English weekend SONEC

Disini. Tepat di tempatku berpijak. Ada Kebahagiaan yang bersemayam dalam pikiranku. Tepat pukul 5. Masih ada sinar yang tampak di ufuk Barat. Tentu saja, saat ini menjelang senja. Aku dan mereka sesaat lagi akan berangkat ke Pinrang. Sebelumnya, kami membuat janji untuk berkumpul di depan terminal Daya. yah, ditempat inilah  kami akan memulai perjalanan.  Sungguh, ini adalah perjalanan pertamaku  ke Pinrang. bukan karena itu saja,  Inilah waktu untukku membagi apa yang bisa kubagi. Khususnya bahasa Inggris, karena urusanku.

Pukul 5 lewat beberapa menit, setelah kedatangan kak Edy, penanggung jawab kegiatan ini, saya beserta ke tiga teman relawan lainnya, Kak Hendra , Ancha’ dan Rahmi  masuk ke mobil yang akan kami tumpangi ke pinrang. Namun, beberapa pertanyaan terlintas di benakku. Ada perasaan yang khawatir menghampiri. Faktanya adalah ini pertama kali untuk saya menjadi Fasilitator untuk kegiatan ‘English Weekend’. Pandanganku beralih pada kendaraan yang berada di sekitar. Meski  pandanganku terlihat fokus kearah luar jendela, tetap saja pikiranku masih dengan English Weekend. Seperti apa pembelajar yang akan kami hadapi, dan seperti apa pula kami menyampaikan  ilmu kami sebagai relawan.

Ratusan detik berlalu,  aku kembali dari lamunanku. kuputuskan untuk menikmati perjalananku. Kulihat beberapa penumpang lain mulai lari dari alam sadar. Ngantuk. Yah, untuk menghindari itu, aku memulai percakapan dengan Kak Edy. Saya senang mendengar banyak pengalaman dan wejangan-wejangannya. Setidaknya itu akan menjadi  bekal hidupku ke depan. Sesekali teman-teman yang lain pun terlibat dalam percakapan kami.

Tidak terasa,   matahari sudah menarik diri. Ia tenggelam bersama waktu. kulirik jam  diponselku, sudah hampir dua jam kami duduk di atas mobil tanpa berhenti. Hingga akhirnya di Pare-pare, kami berhenti sejenak untuk  menunaikan kewajiban kami sebagai seorang muslim. Sholat.  Usai sholat kami duduk sejenak, merenggangkan otot-otot. “Cukup melelahkan”  kataku dalam hati. Kami melanjutkan perjalanan, hingga 1 jam kemudian kami pun tiba.

Seorang remaja perempuan setengah berlari kearah kami, Ia seolah memberi isyarat agar kami mengikutinya. Tidak jauh dari tempat kami berdiri , akhirnya kami tiba di rumah yang kami tuju.  terlihat sederhana . itulah asumsiku  awalku. Hingga mataku jelalatan melihat kertas-kertas yang tertempel di dinding berisikan kosa kata dalam bahasa inggris. Inilah yang menjadi daya tarik. Aku, jurusan bahasa inggris, tak pernah menempelkan kosa kata di dinding kamarku. Inilah mereka. Skholatanpabatas SONiC.

Sambutan yang sangat ramah dari nyonya rumah sungguh menghangatkan, meski malam itu angin bertiup kencang.  seperti itulah Pinrang kugambarkan malam  ini. Setelah makan malam, dan menyusun jadwal kegiatan untuk besok, kami akhirnya istirahat.

“Selamat pagi “ sapa Rahmi, salah satu teman relawanku di sini. Pagi ini, di rumah yang ruang tengahnnya menjadi kelas kami,  kami siap untuk berbagi. Pembukaan  dimulai oleh Kak Edy selaku penanggung jawab. Setelah itu,  kegiatan sepenuhya di handel oleh kami para relawan sebagai fasilaitator.  Kami beraktifitas sesuai dengan jadwal yaang telah kami buat. Sesekali temanku Rahmi mebuat Games agar kegiatan kami tidak monoton.  Senyum dari wajah- wajah mereka, sungguh menjadi jimat penakluk lelah. Dan anehnya,  Jimat itu berhasil. Saya tidak merasa lelah dengan mereka. Semangat mereka dalam belajar, pun membuatku semangat  berbagi ilmu. Inilah Sekolah tanpa aturan sistem pendidkan. Sekolah tanpabatas.

Apa yang ada dalam pikiranku sebelumnya, ternyata jauh dari realitanya.  Teman-teman Pinrang ternyata antusias dalam menerima materi. Hari ini adalah hari terakhir kami untuk berbagi dengan mereka. Ada perasaan sesak di dadaku. Inikah  perasaan sedih ?  bisa saja. Kami terlalu menikmati kegiatan ini. teman-teman yang lain pun merasakan demikian. mereka sepertinya  tidak  berkeinginan untuk mengakhiri kegiatan ini. seperti yang kukatakan sebelumya, kegiatan ini menyenangkan. Tidak ada jarak pemisah antara guru dan muridnya. yang ada hanya adik-adik yang antusias menerima pelajaran dari kami yang tulus berbagi apa yang mampu kami bagikan. Bermain dan belajar. hal seperti ini masih jarang ditemukan di  ranah sekolah formal.

Kutuliskan perjalananku sebagai kegiaatan yang menyenang. bertemu dengan adik-adik di Pinrang. berbagi apa yang dapat kami bagi. Dan memberikan pengalaman tersendiri dalam mozaik hidupku. Kegiatan ini lebih menjadikanku sebagai manusia. Mari  bermanfaat bagi sesama….. :)

Penulis : Chelly Relawan Skhola

Similar Posts