|

It’s all about observation: Bertemu Adik-Adik Baru

Skhola KarampuangKami bertemu pertama kali di hari selasa sore. Pertemuan yang menyenangkan dan jauh dari kesan yang telah ada di bayangan saya sejak diminta pertama kali untuk melakukan observasi di tempat ini. Terlebih, observasi hari pertama yang saya dan dua teman lainnya lakukan tidak mendapat hasil apapun selain gambaran lokasi tempat tinggal penduduk. Hari pertama kami observasi, hari minggu pagi. Kami hanya jalan sepanjang lorong tempat tinggal yang berdempetan menemukan ujungnya. Kembali lagi ketempat awal, tempat memarkir motor, kami tidak melihat ada sesuatu yang harus diobservasi. Lalu kami pulang dengan menerima kenyataan bahwa harusnya waktu berkunjung yang tepat adalah sore hari dimana waktu tersebut adalah waktu anak-anak di lingkungan ini keluar untuk bermain.

Saya dan syifa tiba ditempat itu sangat sore, dari kejauhan kelihatan anak-anak sedang bermain. Ada yang bermain lompat tali, bermain bola dan mainan lainnya yang saya kurang mengerti, disekitar mereka ada ibu-ibu yang melihat mereka bermain. Kami, saya dan syifa kebingungan mencari alas an mengapa kami ada di sini. Apa yang harus kami jawab jika ibu-ibu itu bertanya alasan kami. Sebab, saya tidak ingin kami terlihat sangat formal, terkesan seperti petugas data sensus. Jadi awalnya kami berencana untuk berbohong bahwa kami ingin mampir duduk-duduk. Namun akhirnya, setelah duduk sekitar 5 menit melihat mereka bermain, saya memberanikan diri menghampiri salah satu ibu, bertanya alamat sekolah mereka, basa-basi tentang lingkungan disini dan pada akhirnya saya menanyakan satu nama, nama seorang teman yang memberi kami petunjuk untuk datang ke sini. Tika, mendengar nama tersebut, anak-anak yang bermain langsung berhenti, berkerumun di sekitar kami, mereka juga menyebutkan nama-nama lain yang diawali dengan kata “kak”.

“kami diajarkan membaca, menulis dan juga mengaji kak”

Salah satu anak riuh menjelaskan saat saya bertanya aktivitas belajar mereka sebelumnya. Sedangkan yang lainnya sibuk menanggapi. Setelah berbincang lumayan lama, anak-anak tersebut memaksa kami untuk diantar ke rumah Tika.Meskipun hari sudah sangat sore, ibu mereka mengijinkan. Kami berjalan melewati rumnah-rumah yang padat, lorong yang kecil yang tidak jarang dilewati oleh motor meskipun sangat sempit dan orang-orang yang berkerumun di salah satu rumah. Saya menduga ,kekerabatan antar tetangga di lingkungan ini belum terkikis seperti kekerabatan bertetangga di lingkungan kompleks mewah di Makassar.

Saya membaca salah satu plang yang menunjukkan bahwa kelurahan ini bernama Karampuang. Kami telah berjalan beberapa meter. Sambil berjalan kami berkenalan, saling cerita. Mereka anak-anak yang manis dan selalu mau tahu segala hal. Sambil berjalan dia menggandeng erat tangan saya dan Syifa sambil bertanya ini dan itu. Mereka sibuk ingin tahu dimana kami tinggal, berkomentar tentang pakaian yang kami kenakan dan banyak hal lain. Setelah berjalan beberapa meter kami tiba di depan sebuah rumah. Anak-anak tadi langsung berteriak memanggil-manggil nama Tika.

Tika keluar dari rumah dalam keadaan bingung, namun segera tersenyum setelah melihat kami. Kami dipersilahkan masuk, mereka sangat menghargai Tika, seorang kakak yang mengajarkan mereka banyak hal. Seseorang yang membantu mereka melihat banyak hal melalui berbagai pengetahuan. Seseorang yang mengajarkan mereka pengetahuan dengan menyenangkan bukan dengan peraturan formal yang akan membuat mereka jengah dan bosan. Bagaimanapun, pendidikan non formal memang kadang lebih efektif disbanding pendidikan formal. Lihatlah, mereka begitu tahu cara berbicara dan bersikap dengan orang yang lebih dewasa terlebih kepada kakak yang mengajar mereka. Kami berbicara banyak hal termasuk janji bahwa suatu hari saya akan mengajar mereka menari dan janji syifa untuk mengajar mereka tentang menyiar. Kami akhirnya pamit sebelum maghrib. Mereka juga harus bersiap-siap untuk mengaji ba’da maghrib. Setelah pamit dengan Tika, kami kembali diantar oleh anak-anak itu ke tempat semula. Mereka masih sama cerewetnya, beberapa kali meminta kami untuk datang kembali. Saya sampai lupa untuk dokumentasi dan juga lupa bahwa kami sedang melakukan observasi. Terima kasih untuk hari ini, adik-adik yang manis 🙂

Penulis: Tari

Similar Posts